Minggu, 17 Agustus 2014

Langkah Awalku, kamu, dan kita.

“Thank God it's Friday, everybody wants to party.
Why don’t we go funky? Dancing with you all night, yeah.”
RAN – Thank God It’s Friday
****
Jum’at, 25 Juli 2014. Gue lagi asyik dengerin lagunya RAN yang TGIF. Pas banget gitu kan jum’at malem, sambil mengisi waktu kala bosen di perjalanan mudik. Sambil dengerin lagu, gue ngebaca grup whatsapp yang isinya temen-temen yang baru gue kenal selama 2 hari. Yap. Mereka adalah orang yang bakal jadi kawan seperjuangan gue di Teknik Geologi UGM nanti. Beberapa udah gue kenal lewat pelatnas, atau sekedar chat via whatsapp.

“Ada kabar gembira !”
“Mastin kini ada ekstraknya?”
“Bukaan, lebih gembira daripada ituu!”
“www.ppsmb.............”
“Demiapa udah ada tugas?”
“Aaaaa tugasnya banyak banget!”
“Rek……… ini itu apa?”
“Haduh ini cari dimana?”
Blablabla

Pfffftt. Tugas PPSMB udah keluar. Apaan sih itu Mel? Gini.. PPSMB itu Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiwa Baru. Itu tuh istilah ospek buat UGM. Kata kakak seniornya sih PPSMB beda sama ospek. Tapi kebanyakan orang ya masih menyebutnya ospek.

Oke balik lagi ke Tugas. Tau gini gue ngga usah buka grup malem itu. Seketika dunia runtuh dan langit pun menggelegar. Jeddeeerrrrrrr. Ga deng lebay. Banyak temen-temen yang mengeluh banyak dan lumayan ribet tugasnya.. Ini lah, itu lah. Tapi entah, aku sedikit merasa biasa. Entah karena sudah menyiapkan hati untuk itu, atau sudah pernah merasakan tugas bertubi-tubi saat pertama kali masuk SMA. Semoga deh.

Dulu, saat masuk SMA, aku kewalahan mengerjakan semua tugas itu. Belum lagi omelan dan drama kakak-kakak MPK Osisnya. Dulu aku hanyut dalam drama mereka. Namun, waktu menjawab. MOPD kala itu memang betul-betul gambaran kecil tentang smansa, sekolahku. Harusnya, tingkat Universitas kelas UGM juga mempunyai “kelas” sendiri terhadap kualitas ospeknya.

Malam itu aku belum bisa mengerjakan apapun. Untungnya, aku membawa laptopku. Kapan saja bisa deh, Aman. Sesampainya aku di rumah saudara, susah rasanya untuk membuka laptop dan menghabiskan me-time untuk tugas-tugasku. Nemenin kesini lah, bantu itu lah, dll. Kesungguhanku buat ngerjain tugas dipertanyakan. Pun keseriusan menganggap seberapa penting tugas ini. Buat apa sih capek-capek….

Setelah menunda-nunda, akhirnya kubulatkan tekad tuk mengerjakan tugasku. “Oke deh, yang lain juga udah mulai ngerjain”. Kubaca soal pertama, kedua, ketiga, hingga larut malam pun tiba. Lambat memang, karena aku moody sekalih mengerjakannya. Untuk mengerjakan 15 nomer saja aku harus menghabiskan 2 malam di rumah Nenek. Fiuuuuh akhirnya.

Karena bosan, aku iseng melihat tugas-tugas di hari lain. Banyaknyaaa. Tapi satu yang kusadari. Ini aneh. Kami diberi tugas tapi kami juga diberi materi. Tugas-tugas yang diberikan pun seputar pertanyaan hal-hal berbau UGM. Aku sedikit menyadari jika semua ini ada maksudnya. Mungkin tanpa menjawab pertanyaan itu, aku tidak tahu hal-hal dibalik berdirinya UGM, aku tidak tahu siapa itu Dr. Sardjito. Bahkan mungkin aku tidak akan peduli siapa yg meresmikan GSP, gedung yang akan sering kupakai nanti. Krusial, namun elak dilupakan.

Tugas-tugas di hari selanjutnya juga membuatku mengasah pikiran. Membuat CV, mencari jenis UKM, adalah kegiatan-kegiatan yang pasti akan kulakukan nanti ketika kuliah. Membuat essay tulis tangan, membuat 10 poin kebaikan, menganalisis apa yg ada di masyarakat, harusnya lumrah. Tak terbiasa dan dibiasakan menjadi alasan yang klise.

Menurut feeling ku, #tsaah, PPSMB emang sedikit beda sama label ospek yang dominan sama senioritas dan kekerasan. Ini bener-bener pengenalan buat mahasiswa baru. Banyak info2 yang bakal dikasih ke kami, para mahasiswa baru dari Sabang sampai Merauke, bahkan luar Nusantara. Jiwa nasionalisme kami seakan dikembalikan ke era 1945, dimana UGM pertama didirikan. Semangat untuk menempuh pendidikan dan meraih prestasi setinggi-tingginya.

Pembekalan diri, pembentukan jati. Baik secara material maupun psikologis. Kami diberi materi agar siap menghadapi dunia perkuliahan yang pasti jauh berbeda dari SMA. Agar kami tahu apa yg harus kami lakukan di kuliah. Sikap kami pun harus menyesuaikan dengan dunia yang lebih heterogen ini. Pembentukan pribadi yang sesuai dengan nilai pancasila di era globalisasi.

Menjadi calon pemimpin di masa depan, yang katanya di usia kami menjabat Indonesia kan maju, haruslah mempunyai visi misi yang jelas, visioner, dan konstruktif. Kami sudah memasuki jenjang yang baru. PPSMB menurutku adalah langkah awal di jenjang ini. Langkah awal bukan memang bukan segalanya, tapi segalanya berasal dari langkah awal, PPSMB.

Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan

Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia

Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga

Untuk negeri tercinta