Sabtu, 30 Januari 2016

Titik Balik sebuah Kebiasaan Lama


Postingan di atas saya pos di akun line saya pada bulan November 2015 silam. Siapa yang sangka, tulisan pertama saya yang berlandaskan azas keisengan itu berhasil meraup like yang hampir mencapai 1000 orang!

Sore itu, saya sedikit terburu-buru menaiki kereta karena saya makan terlebih dahulu di salah satu tempat makan di stasiun. Memasuki gerbong, suasana kereta persis sebagaimana yang saya ceritakan pada postingan saya di atas. Entah bisikan dari mana yang sedang mengilhami saya, tiba-tiba saya tergerak untuk menuliskan apa yang saya amati sore itu.

Saya menuliskan apa yang saya rasakan dengan penuh haru! Bahkan saat saya belum selesai menulis, ada saja hal-hal menakjubkan yang memperindah cerita yang saya tulis di postingan tersebut. Setelah semua yang saya rasakan selesai saya tulis, saya sesegera mungkin mengepost tulisan saya ke timeline. Dalam hitungan detik, postingan saya sudah di like oleh banyak orang! Alhamdulillah :”)

Senang rasanya membagi kebahagiaan yang saya dapat sore itu ke banyak orang. Saya ingin semua orang tahu, bahwa bahagia bisa didapatkan sesederhana mensyukuri hikmah yang bisa kita tangkap. :”)
Tidak hanya sebatas like pada postingan saya, apresiasi datang dari guru sekolah yang duduk di kursi depan kursi saya.

“Mbak, Mbak yang nulis ini ya? *menunjukkan HP nya*”
“Hehe, Iya Bu”
“Mbaknya penulis ya?”
“Wah engga kok Bu. Ini cuma iseng tadi”
“Kapan-kapan boleh loh kalo main ke Depok mengisi kelas Inspirasi untuk anak SD ini. Biasanya dilakukan di hari senin”.
“Oh Iya Bu kapan-kapan ya”.

Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan? :”)

Saya begitu bahagia sore itu. Bahagiaa sekali. Seakan semangat untuk membagi pengalaman yang saya dapat dengan tulisan meningkat drastis. Ada sesuatu yang merasuk ke jiwa saya. Ya, saat itulah titik dimana saya mulai semangat lagi untuk menulis. Namun saya memilih platform line sebagai media saya menuangkan tulisan. Maka dari itu, blog saya sepi ya? Hehe

“Menulis bermakna lebih dari sekedar menuangkan kata-kata indah pada setiap halamannya.
Seni dari menulis ialah membagikan seluruh jiwamu, rasamu, kepada dunia” –anonim-


Selamat datang kembali, kebiasaan lama J